Selamat datang di catatanmuvus.com yang kali ini akan membahas bagaimana agar temen-temen kuat berlari saat berolahraga, khususnya olehraga sepakbola atau olahraga lainnya yang identik dengan lari. Artikel ini dibuat terkhususkan untuk konco-konco Secamp, Jengglong, Matesih supaya tidak mudah ngos-ngosan.
Berlari adalah olahraga yang baik untuk kesehatan, tetapi banyak orang yang mengalami kesulitan bernapas saat berlari. Apakah Anda salah satunya? Jika iya, Anda perlu tahu teknik pernapasan menggunakan diafragma saat sepakbola agar tidak ngos-ngosan.
Dalam sepakbola diperlukan fisik yang prima, teknik yang mumpuni dan selalu diasah, passing akurat serta komunikasi agar terjalin chemistry dalam sebuah tim. Tak hanya itu saja, sepakbola juga identik dengan berlari, agar lari Anda kuat dan cepat wajib ditunjang dengan pernapasan yang tepat.
Namun, berlari juga membutuhkan teknik yang benar, termasuk teknik pernapasan. Banyak orang yang mengalami kesulitan bernapas saat berlari, sehingga merasa ngos-ngosan, lemas, atau bahkan pusing. Hal ini bisa mengurangi kualitas dan manfaat dari olahraga berlari. Oleh karena itu, Anda perlu tahu teknik pernapasan menggunakan diafragma saat berlari agar tidak ngos-ngosan.
Daftar Isi:
Apa itu Diafragma?
Diafragma adalah otot besar yang memisahkan rongga dada dan rongga perut. Diafragma berfungsi sebagai pompa utama untuk bernapas.
Saat Anda menarik napas, diafragma akan berkontraksi dan menurun, sehingga membuat ruang di rongga dada menjadi lebih besar dan menarik udara ke dalam paru-paru.
Saat Anda menghembuskan napas, diafragma akan relaksasi dan naik, sehingga membuat ruang di rongga dada menjadi lebih kecil dan mendorong udara keluar dari paru-paru.
Mengapa Perlu Menggunakan Diafragma saat Berlari?
Saat berlari, tubuh Anda membutuhkan lebih banyak oksigen untuk memenuhi kebutuhan energi otot-otot yang bekerja. Jika Anda hanya menggunakan pernapasan dada, yaitu bernapas dengan menggerakkan dada ke atas dan ke bawah, Anda tidak akan bisa mengambil oksigen yang cukup untuk tubuh Anda.
Pernapasan dada juga membuat Anda lebih mudah lelah dan ngos-ngosan karena napas Anda menjadi lebih pendek dan cepat. Oleh karena itu, Anda perlu menggunakan pernapasan diafragma saat berlari, yaitu bernapas dengan menggerakkan perut ke depan dan ke belakang.
Pernapasan diafragma membuat Anda bisa mengambil oksigen yang lebih banyak dan lebih dalam untuk tubuh Anda. Pernapasan diafragma juga membuat napas Anda menjadi lebih panjang dan teratur, sehingga Anda bisa berlari lebih lama dan lebih nyaman.
Bagaimana Cara Melakukan Teknik Pernapasan Menggunakan Diafragma saat Berlari?
Berikut ini adalah cara melakukan teknik pernapasan menggunakan diafragma saat berlari:
- Pastikan postur tubuh Anda lurus dan rileks. Jangan membungkuk atau menundukkan kepala saat berlari, karena hal ini akan menghambat aliran udara ke paru-paru. Tegakkan tubuh dan kepala Anda dengan pandangan lurus ke depan. Rilekskan bahu, leher, dan wajah Anda agar tidak tegang.
- Bernapaslah melalui hidung dan mulut secara bersamaan. Jangan hanya bernapas melalui hidung atau mulut saja, karena hal ini akan membatasi jumlah oksigen yang masuk ke paru-paru. Bernapaslah melalui hidung dan mulut secara bersamaan agar Anda bisa mengambil oksigen yang lebih banyak.
- Tarik napas dengan menggunakan perut. Saat menarik napas, dorong perut Anda ke depan sejauh mungkin. Rasakan bagaimana udara mengisi paru-paru Anda dari bawah ke atas. Jangan menarik napas dengan menggunakan dada, karena hal ini akan membuat napas Anda menjadi dangkal dan tidak efisien.
- Hembuskan napas dengan menggunakan perut. Saat menghembuskan napas, tarik perut Anda ke belakang sejauh mungkin. Rasakan bagaimana udara keluar dari paru-paru Anda dari atas ke bawah. Jangan menghembuskan napas dengan menggunakan dada, karena hal ini akan membuat napas Anda menjadi terpotong-potong dan tidak stabil.
- Sesuaikan ritme pernapasan dengan langkah kaki Anda. Untuk membuat pernapasan Anda lebih teratur dan terkendali, Anda bisa menyelaraskan ritme pernapasan Anda dengan langkah kaki Anda. Misalnya, Anda bisa menarik napas selama dua langkah kaki dan menghembuskan napas selama dua langkah kaki. Atau, Anda bisa menarik napas selama tiga langkah kaki dan menghembuskan napas selama dua langkah kaki. Temukan ritme yang paling nyaman dan sesuai dengan kecepatan lari Anda.
Itulah cara melakukan teknik pernapasan menggunakan diafragma saat berlari agar tidak ngos-ngosan poro konco. Teknik pernapasan ini mungkin terasa sulit dan tidak nyaman pada awalnya, tetapi jika Anda terus berlatih, Anda akan terbiasa dan merasakan manfaatnya.
Selain itu, Anda juga perlu memperhatikan faktor-faktor lain yang dapat mempengaruhi pernapasan Anda saat berlari, seperti kondisi cuaca, kesehatan tubuh, dan nutrisi yang cukup.
Tetap keep kondisi fisik tubuh dengan berlatih terjadwal seperti jogging rutin, latihan teknik, test fisik dan jangan banyak begadang yang tiada artinya. Silahkan share jika artikel ini bermanfaat yaa!